Jumat, 13 Januari 2012

setangkai bunga biru part 2

Nanda merasakan kakinya melangkah perlahan di dalam kegelapan kabut putih yang tebal. ia terus melangkah...
'' disini nanda...''
itu seperti suara ayahnya
''ayah?'' nanda mencoba panggil dengan pelan
''ayah disini''

nanda terus melangkahkan kakinya,ia menuju ke suara ayahnya di tengah-tengah kabut putih itu.
perlahan kabut itu menipis,lalu menghilang dan Nanda berada di suatu hamparan taman paling indah yang belup pernah ia rasakan. ada pohon dan bunga asing dengan air jernih yang mengalir, juga jalan kecil yang berkerikil halus dan pagar yang berkilau. di salah satu ujung jalan itu, Nanda melihat ayahnya membentangkan kedua tangannya.
''ayahh?'' teriak Nanda dengan terkejut .
'' Nanda!'' ayahnya memanggil dengan senyum yang begitu indah
Nanda berlari kearah ayahnya melalui jalan-jalan kecil yang indah dengan pagar yang berkilau. satu-satunya hal yang ada di pikiran nanda yaitu memeluk ayahnya.
ayahnya mendekap nanda dengan erat dan mengangkatnya serta menggendongnya seperti dulu. bertahun-tahun yang lalu saat nanda masih kecil. '' Kau sekarang sudah besar ya'' ucap ayahnya dengan senyum dan menatap wajah Nanda. ''Kau tetap bidadari kecil ayah yang dulu kan?''
Nanda tersenyum. itu adalah panggilan kesayangan ayahnya.

mereka pun berjalan menikmati keindahan yang bahkan belum pernah ada di dalam pikiran Nanda . beberapa kali nanda mendengar suara kicauan burung dan saat menengok ke arah kicauan burung,nanda melihat burung yang belum pernah ia temui.'' Tempat apa ini yah?'' tanya nanda sambil melihat pemandangan di sekelilingnya.
''kelak kau dan ibumu juga akan berada di tempat ini nanda''
'' Ayah suka berada di tempat ini?''
kemudian ayanya tertawa kecil '' tak ada yang tak senag tinggal disini Nanda, ayah sangat bahagia berada di sini''
nanda menghentikan ayahnya dan berkata '' tapi aku kehilangan ayah''
lalu ayahnya membungkuk di hadapan Nanda, menyentuh kedua bahu Nanda , dan tersenyum. ayahnya berkata perlahan '' Kau tidak akan pernah kehilangan ayah, karena ayah tau kau menyimpan ayah di dalam hatimu''
nanda menatap mata ayahnya dan ia melihat sebuah keteduhan di mata itu, seperti bertahun-tahun yang lalu.
'' ayah'' bisik Nanda
'' ak..... aku... menyesal atas ucapan dulu itu''
lalu ayahnya tersenyum seolah telah melupakan kejadia tersebut.
nanda merasa tak mampu untuk menahan perasaannya dan ia memeluk ayahnya dengan erat. disana nanda mengucapkan '' Aku sangan mencintai  ayah''
'' begitu pun ayah nak, ayah sangan mencintaimu'' kata ayahnya

nanda merasakan waktu menjadi abadi dan didalam keabadian itu ia merasakan ingin memeluk ayahnya selamanya. Nanda merasakan jari ayahnya menyentuh butiran air mata yang membasahi pipinya.
''kau tau kalau kau selalu menjadi bidadari kecil ayah selamanya''
nanda mengangguk dan mencoba tersenyum. Nanda mendengar suara percikan air, di salah satu bagian taman itu mereka berhenti dan terpesona oleh keindahan salah satu pohon dengan bunga berwarna biru.
'' bunga apa ini Yah?'' tanya nanda sambil menyentuh salah satu bunga itu.
''indah sekali kan? senyum ayahnya '' itu salah satu bunga terindah yang tumbuh di taman ini.
Nanda memandangi bunga bunga itu '' aa... aku boleh memetiknya?'' tanya Nanda dengan ragu.

Lalu ayahnya pun tertawa dan sambil berkata '' tentu saja kamu boleh memetiknya'' kemudian ayahnya mengulurkan tangannya memetik salah satu bunga biru lalu memberikan kepada Nanda, dan Nanda pun tersenyum ayahnya pun juga tersenyum, senyum yang mungkin tak akan Nanda lupakan seumur hidupnya.


kemudian Nanda terbangun dari tidurnya, dan sejenak merasa bingung berada dimana. ia kembali teringat, tempat tidurnya dengan beberapa boneka diatasnya,Meja belajarnya , ya, dia berada dikamar tidurnya sendiri . ia tertidur di meja belajarnya, diatas biku fisikanya.
'' oh ya tuhan , aku tertidur rupanya'' sambil mengucak kedua matanya yang masih terasa mengantuk. dilihatnya jam dinding telah menunjukkna pukul 01:00. berapa lama kah aku tertidur?
matanya lalu tertuju pada buku fisika yang masih terbuka di atas meja. Nanda teringat bahwa masih ada beberapa soal lagi yang belum ia selesaikan. Disitu....., Nanda merasa aneh dan jantungnya berdebar lebih keras. di atas meja di dekat buku fisikanya, Nanda melihat setangkai bunga biru, yang belum pernah dilihat sebelumnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar